Dari hasil googling, ternyata banyak orang Indonesia menderita masalah gigi dan mulut. Salah satu masalah yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang atau karies gigi. Prevalensi karies di Indonesia sangat tinggi. Data yang saya dapat menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi orang usia 10-24 th adalah 66,8-69,5%, usia >45th adalah 43,8% (Depkes, 2000), dan anak-anak di bawah 16th adalah hampir 90% . Ini baru gigi berlubang lho, belum lagi yang bermasalah dengan jaringan lunak seperti gusi, maupun jaringan penyangga gigi yaitu tulang, dll. Tapi kenapa ya orang-orang susaaah banget dateng ke dokter gigi buat berobat?? Ini mgkn bisa menjadi beberapa alasannya :
* Ini cuma berdasarkan pengalaman dan hasil pengamatan pribadi saya saja sebagai ko-ass FKG UI, belum pernah diadakan survey ataupun penelitian thdp hal ini… ^^ Pasien di Jkt saya generalisasikan sebagai sebagian besar orang Indonesi mengingat suku dan ras di Jkt juga beragam…
1. Takut
Ga mau ke dokter gigi walo gigi sakit karna takut kalo2 nanti harus disuntik dan dicabut, bahkan sebagian besar orang juga takut sama bor. Untuk beberapa penyakit mulut (kadang tampilan klinisnya lumayan parah) bisa bikin orang takut duluan kalo2 itu tumor ganas ato sejenisnya, takut divonis yang macam2, jadi mendingan ga usah ke dokter gigi biar ga tau sekalian.
Faktanya : dalam kondisi gigi sakit misalnya karena ada infeksi dan gigi tersebut perlu dicabut, dokter gigi tidak akan mencabut di hari tersebut, melainkan memberikan obat minum pereda sakit dl selama bbrp hr sampai sakit hilang baru gigi tsb dicabut. Kecuali dalam kondisi radang jaringan saraf gigi akut (pulpitis akut) maka gigi perlu dibor sampai kamar saraf terbuka; ini untuk menurunkan tekanan dalam kamar saraf; sehingga setelah itu sakit akan langsung berkurang drastis. Sedangkan kasus penyakit mulut dengan tampilan menyeramkan tidak selalu merupakan suatu keganasan, bisa jadi hanyalah variasi normal.
2. Malu
Banyak orang Indonesia yang pemalu rupanya…hehe Kalo mau diperiksa rongga mulutnya banyak yg menolak karna malu. Ini menunjukkan ketidakpedean dan biasanya mmg orang tsb agak parah kondisi rongga mulutnya. Ini membuat saya berpikir ‘berarti dia tahu rongga mulut dan giginya tidak bagus, mengapa ga pergi berobat?’
Faktanya : dokter gigi sudah biasa melihat rongga mulut dan gigi orang dari yg bagus sampai jelek, jadi ga udah malu lahhh….. lagipula dokter gigi punya kode etik untuk tidak menceritakan riwayat penyakit pasien ke orang lain atau pun teman sejawat lainnya.
3. Menganggap remeh atau tidak penting
Banyak orang yang menganggap kalo masalah gigi tidak terlalu penting dibandingkan masalah penyakit lain. Jadi kalau sakit gigi ya udah lah…sakit gigi doang ga bakal mati.
Faktanya : banyak masalah penyakit sistemik yang berhubungan dengan masalah pada gigi. Contohnya : orang yang pny banyak lubang gigi, banyak kuman dan banyak jalan masuk kuman ke dalam tubuh. Kuman bisa masuk ke dalam aliran darah kemudian terjadilah sepsis yaitu serangan kuman dalam jumlah banyak dalam pembuluh darah dan kuman2 tersebut terbawa dalam aliran darah dan masuk ke berbagai organ tbh, lalu menybabkan infeksi di organ tersbut organ yg sering diserang contohnya jantung. Contoh lain : gigi yang tumbuhnya miring ato di posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan sendi rahang.
4. Tidak mengganggu estetis
Ada masalah rongga mulut dan gigi yang mengganggu estetis seperti lubang di gigi bagian depan ataupun gigi yang monyong, dll. Tp ada juga masalah di gigi yang tidak kelihatan dari luar, misalnya bolong di gigi belakang, karang gigi di gigi2 belakang, ada gigi yang hilang karena dicabut, dll. Karna ga kelihatan gpp lah ga usah diobati… toh ga sakit2 amat dan gw masi ttp cantik koq…
Faktanya : gigi2 belakang sangat penting peranannya dalam pengunyahan. Bila sampai terjadi kehilangan atau bolong parah sebaiknya segera dirawat ato diganti dengan gigi palsu. Kecantikan dari keestetisan gigi depan memang penting, tp jangan lupa gigi belakang punya peranan sangat besar. Ngeri banget kl ngeliat pasien dari depan kelihatan cantik dengan gigi2 depannya yg putih bersih sedangkan gigi2 belakangnya tinggal sisa akar yang belum dicabut,,,
5. Ga punya duit
Ke dokter gigi mahal, tau!! Makanya kalo belum sakit ato belum parah2 banget ga usah lah ke dokter gigi. Tidak semua orang bisa merasakan pengobatan gigi yang memenuhi standar operasional. Atauuu 'ah ke dokter gigi mahal, ke tukang gigi aja lebih murah'
Faktanya : tidak semua pengobatan gigi mahal. Bagi masyarakat golongan ekonomi kelas menengah bisa berobat ke dokter2 praktek gigi umum yang tarifnya kira2 sesuai dengan kocek. Selain itu bisa juga berobat ke fakultas2 kedokteran gigi karna harganya relatif murah dibanding klinik luaran (tentu sj hasilnya juga memuaskan dg karna pake ACC dosen2 senior). Bagi masyarakat gol ekonomi bawah Puskesmas bisa jadi pilihan. Walo perawatan di Puskesmas terbatas, tp setidaknya bisa membantu bila ada masalah gigi; Puskesmas bisa melakukan penambalan, mumifikasi (pematian saraf), pencabutan, dll. Biayanya juga tergolong murah. Sebagai perbandingan : penambalan dengan bahan tambal GIC di klinik2 gigi professional dari bbrp puluh sampai bbrp ratus ribu, di klinik FKG UI : bbrp puluh ribu, di Puskesmas : bbrp ribu sampai bbrp belas ribu. DAN…. Sedangkan kl berobat ke tukang gigi : mereka tidak belajar mengenai biologis mulut dan gigi, mereka hanya bisa bekerja secara teknik tanpa (mungkin) mengerti prinsip dan tujuannya. Mmg banyak tukang gigi yg perkerjaannya bagus scr estetis ttp mereka tidak mengerti fungsional gigi dan mulut kita. Jangan hanya karna murah anda tidak memedulikan kesehatan anda sendiri.. Dan Yg terpenting adalah Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati karna terbukti perawatan pencegahan lebih murah….
6. Sibuk
Maklum orang Jakarta, sibuk kerja… Ga punya waktu dech buat berobat2 gigi. Kecuali kl udah ngebet banget sakitnya sampe ga nahan…. Lagian nanti c bos bisa marah kl kerjaan kita tinggal buat pergi berobat. Ato… hari ini tadinya mo ke dokter gigi tapi ternyata ada janji sama si A, besok sama si B, lusa sama si C, ke dokter gigi nanti2 dulu de.
Faktanya : kl tidak diatur jadwalnya tentu akan bentrok. Kadang2 janji ato kegiatan lainnya juga tidak tll penting koq mgkn bisa masuk tipe tidak saying diri sendiri… hehe ^^ Tapi ga memungkiri juga koq kalo mmg ada yg sibuk parah sampe ga bisa berobat….yahhh namanya juga Jakarta, ini Endonesia, bung!!
7. Malas
Ke dokter gigi? Males ahhh…. Nanti juga ilang ndiri sakitnya…. Kl udah malas gini agak susah ya… kl ke dokter gigi pas sakit gigi aja malas, apalagi kl tidak sakit gigi, mgkn untuk sekedar nyikat gigi aja malas…. Plz de….
Faktanya : dokter gigi juga malas merawat gigi pasien yang kaya begini modelnya ;p
8. Bodoh
Kl ini c kasian orang bodoh…. Hahahaha Kl sakit gigi mikirnya… ‘ ahh udah lah biarin nanti juga ilang sakitnya, kl udah parah banget baru de gw ke dokter gigi, gampang, nanti kl udah dicabut juga tu gigi ilang sakitnya’ Jadi tipenya orang ini main cabut2 saja giginya untuk ngilangin sakit gigi. Duh, mungkin di kehidupan aslinya orang ini juga suka lari dari masalah kali ya….zzz….
Faktanya : cabut gigi adalah tindakan paling invasif dalam perawatan gigi (setidaknya ini menurut saya) karna gigi ada di dalam diri kita pasti ada gunanya. Mencabutnya = menghilangkan salah satu fungsi tubuh kita. Gigi berguna terutama untuk pengunyahan, dan estetika. Di samping itu bila gigi dicabut dan tidak digantikan dengan gigi palsu, gigi lain dalam rongga mulutnya dapat bergeser sehingga posisi gigi lain nanti menjadi tidak benar lagi, lalu bisa menyebabkan sering terselip makanan, dll yang parahnya dapat mengganggu sendi rahang juga. Coba de dipikir : kl tiap ada sakit gigi itu dicabut, trus kl semuanya pada akhirnya sakit, berarti dicabut semua dong…??? Mau pake gigi palsu penuh kaya kakek2 / nenek2??? Hidup jadi aga kelabu de…. Terutama bagi yg masi muda.
9. Tipe sok pintar alias kepedean
‘Kl gw sakit gigi mah ga perlu ke dokter, gw beli aja antibiotik sama obat pereda sakit di warung/apotek, nanti juga sembuh abis itu’
Faktanya : mmg untuk beberapa kasus sakit gigi dokter gigi akan memberikan antibiotic dan pereda sakit… tapi tiap orang itu berbeda2 jenis yang bisa dipakai. Lagian, dengan minum obat saja tidak menyelesaikan akar masalah gigi. Biasanya kl sampai gigi sakit berdenyut berarti masalah gigi tersbut sudah mengenai saraf dan cara satu2nya untuk mengobati dan menghilangkan sakitnya secara permanen adalah dengan perawatan saraf. Perawatan saraf yang baik dan sesuai dengan Triad Endodontic dapat dilakukan oleh dokter gigi. ini mgkn di Puskesmas belum bisa. Kl hanya diberi obat saja, kemungkinan besar sakit akan berulang kali hilang timbul… Minum obat sembarangan juga berbahaya lho dampaknya...
10. Tipe ga rasional
Ada juga lho di jaman modern ini yang berpikir kalo sakit gigi bisa diobati dengan memasukkan kecoa ke dalam mulut, kasih bubuk2 ga jelas….
Faktanya : belum ada penelitian yg menyimpulkan kalo memasukkan kecoa ke dalam mulut bisa mengobati sakit gigi…. Ada yg bisa menjelaskan????
11. Tipe pelit ato mencari keuntungan
Saya rasa kalo tipe ini banyak ditemui di fakultas2 kedokteran gigi se-Indonesia. Kasusnya di sini, pasien sadar ato tidak sadar tau kl giginya harus dirawat… tapi mumpung ini mahasiswa/I lagi butuh requirement juga, dimanfaatkan aja lah… ‘saya mau dirawat dok, tp ga da duit, kl dibayarin c boleh lah..’ Akhirnya sang operator yg udah desperate mau aja ngebayarin demi cepet lulus. Kl ternyata c operator tidak mau membayari, biasanya pasien itu ga akan dateng2 lagi. Jd di sini mereka cm mau dirawat kl gratis ato dikasi imbalan tertentu misalnya uang, barang, dll.
Faktanya : tidak semua operator di fakultas kedokteran gigi sangat bermurah hati seperti itu, kecuali kl udah desperate…. Dan hati2 orang seperti ini akan menjadi blacklist bagi kbnyakan mahasiswa. Tapiii bisa ada juga c orang2 yg memang kekurangan secara materi untuk berobat gigi --> kl yang ini pantas dibantu..
12. Tipe pembimbang
Orang ini bimbang apakah dia akan pergi ke dokter gigi atau tidak. Begitu banyak pertimbangan dalam pikirannya,…. ‘kl gw pergi ke dokter gigi nanti gw disuntik lagi, sakit, trus bayarnya mahal, belum lagi kl vonis gigi gw parah…tapi kl gw ga pergi sakit, kerja jadi ga konsen, udah gt besok gw ulangan ga ada waktu buat belajar nanti kl gw kelamaan di sana…’ karena saking bimbang mau pergi ato tidak, akhirnya orang ini tidak pergi2…
Faktanya : terlalu banyak berpikir ujung2 nya semua ga terlaksana…
13. Kombinasi
Nah kalo yang terakir ini adalah kombinasi dari beberapa alasan di atas, ato mungkin kombinasi dari semua alasan di atas…. Hehehehe
14. Tipe pasrah dan spiritual
Tipe ini mgkn sangat jarang bahkan sulit ditemui…. Saking pasrah dan spirituilnya kl sakit gigi dia hanya pasrah saja menerima nasib dan banyak berdoa biar sakitnya cepet ilang,…..
Hahahhaha (hiperbola ^^)
Yahhh kira2 itulah yang saya dapatkan dari klinik FKG UI…. Setelah membaca alasan di atas coba anda renungi, apakah anda masuk salah satu kategori di atas??? Kl ya, yang mana???
Semoga notes ini berguna untuk membuka mata orang Indonesia agar lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulutnya. Dan bagi para dokter gigi diharapkan sabar menghadapi berbagai macam model pasien dan yg terpenting adalah KOMUNIKASI dan EDUKASI terhadap masyarakat di sekitar dan pasien anda. Jadilah dokter gigi yang peduli!!!! \(^0^)/
Friday, August 20, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)